Sore ini dengan secangkir kopi dan hujan yang mengingatkan saya mengenai langkah pertama saya yang saya lakukan ketika saya masuk di dunia kerja.
Entah kenapa rasanya saya sedikit teringat akan momen yang satu dari banyak mengubah hidup saya. Momen ketika saya ragu untuk berpindah ke pulau jawa dalam rangka mencari pekerjaan di jakarta. Sama seperti sore ini keadaanya sedang hujan badai dan tiket pesawat sriwijaya air sudah ada di tangan saya. Tinggal berangkat ke bandara dan kemudian terbang ke jakarta, ya hanya tinggal 2 langkah itu saja. Tapi siapa sangka melakukan hal itu membuat saya benar benar merasa ketakutan. Ada banyal hal yang tiba tiba terlintas di pikiran saya. Mulai dari pesawatnya jatuh padahal itu penerbangan saya yang ke sekian kalinya. Takut disana akan tersesat karna tidak banyak kenalan yang ada disana. Juga rasa takut karna sudah terbiasa nyaman dengan rumah, zona yang membuat saya terlena untuk mencoba di daerah saya saja.
Rasa takut itu pun saya ceritakan kepada teman saya, dan saya bersyukur punya teman yg selalu bisa mensupport saya ketika saya merasa takut, dorongan itu pun juga di bantu dengan panggilan telepon dari ayah saya yang mengatakan untuk terus berangkat melanjutkan perjalanan. Dan akhirnya saya dihantarkan oleh kakak saya menuju bandara dengan mantel hujan plastik untuk menembus hujan di ikuti juga dengan rasa yakin saja dulu, datangin saja dulu toh saya juga ga tau kedepannya seperti apa kan kata saya dalam hati. Akhirnya setelah check in pukul 18.15 wib saya telah ada didalam pesawat dan tinggal landas.
Pukul 19.20 saya akhirnya berada di bandara soetta. Rasa bingung pun juga masih ada dalam diri saya, tapi ketika telah memasuki bus damri menujur jakarta selatan pemandangan kota ini merubah pandangan saya. Kota ini indah dan terlalu banyak menyimpan harapan dari kemacetan yang pengguna jalan alami. Saya melihat wajah lelah mereka dari dalam bis sambil berharap segera sampai rumah dengan cepat, ada yang sedang teleponan juga didalam bis bercerita kepada temannya bahwa ia telah tiba di jakarta dan tak sabar bertemu esok harinya. Dan benar saja perasaan optimisme pun muncul begitu saja karena saya tahu dalam hati mereka tentu mereka tak mau juga melakukan hal seperti ini, ini hanya demi keluarga mereka, harapan dari orang sekitar mereka yang buat ia kuat. Dan semenjak malam itu saya berjanji pada diri saya, apa pun yang saya lakukan ini sudah menjadi bagian dari kejutan yang semesta berikan kepada saya.
Kemudian tepat 1 tahun 6 bulan kemudian, pada tanggal 4 mei 2019 akhirnya saya telah berada di daerah kelahiran saya sendiri. Mungkin tanpa langkah pertama saya ke jakarta dahulu saya tak mungkin bisa bekerja di perusahan Bumn karena tak ditempa oleh kerasnya hidup di tanah jawa jakarta. Hal yang sampai sekarang masih tidak saya percayai bahwa saya bekerja di Bumn di tanah kelahiran saya sendiri.