Akhir-akhir saya makin menemukan sebuah fenomena ini. kritik tanpa ada solusi, mengeluh tapi tak mau berbuat untuk mengubah, capek tapi menolak untuk turun tangan meyelesaikannya secara langsung.
Realitanya kita lihat sekarang ini, fenomenanya makin memuncak semenjak kehadiran sosial media. sosial media tidak lagi hanya menjadi ajang berinteraksi seperti ide awalnya tetapi menjadi ajang saya hebat, saya benar dan saya mutlak. ketika saya menulis tulisan ini saya seperti menertawakan diri sendiri mungkin kah saya telah menjadi golongan yang demikian ?
Bahagia memang menjadi kritikus, tapi bukankah lebih bahagia lagi menjadi pemberi solusi dari setiap kritik yang diberi. sudah terlalu banyak kritikan yag telah kita sampaikan tapi kita enggan untuk duduk bersema membereskannya, "yang kita tahu, itu kan ya tugas mereka dan mereka yang harus menyelesaikannya toh percuma dong dipilih tapi mereka ga kerja ?" celetuk mas jarwo diujung malam sambil menikamati kopi hitamnya.
benarkah demikian ?
haruskah kita menyerahkan gitu aja ke mereka dengan dalil itu tugas mereka ?
harus seperti itukah kita hingga nanti air mata ibu pertiwi berubah menjadi darah ?
menjadi kritis mungkin bisa menyadarkan halayak ramai bahwa ada yang kurang dari apa yang seharusnya terjadi, dan jika kita memilih menjadi soerang yang kritis tapi bersolusi, kita akan dianggap sebagai orang yang telah lama ditunggu kehadirannya, di elu-elukan dan akan dipercaya oleh orang lain kedepannya
jadi, masihkah kita harus menjadi seorang kritik yang pembenci atau menjadi seorang pengkritik tapi memberi solusi jelas yang akan dianggap orang lain dewa ? jawabannya ada di diri kita masing-masing, mulailah berfikir jernia bahwa negara ini punya kita milik kita dan apapun yang kurang di negara kita adalah masalah kita bersama. jadilah pribadi yang bukan hanya paling riuh memberikan kritik tapi menjadi pribadi yang memiliki solusi dan berani untuk turun tangan langsung membereskannya secara bersama-sama dari pada hanya urun angan yang tak mampu menjadi motor penggerak pembangunan kedepannya. Saya ? anda sudah pasti tahu jawabnya, saya memilih ikut turun tangan membereskan masalah yang ada disekrang memang saya tak akan begitu mampu mengatasinya tapi saya yakin banyak orang yang berada dibelakang saya berfikiran sama untuk turun tangan bersama-sama dari pada hanya berpangku tangan.
Enggak percaya ? ohhh, hatimu udah beku kawan nah atau mungkin jiwamu terlalu lelah untuk menghayal tapi tanpa tindakan ? semangat kawan, Take it for the next level !!!