Jumat, 25 Maret 2016

Antara Solusi dan Riuhnya Sebuah Kritik

Akhir-akhir saya makin menemukan sebuah fenomena ini. kritik tanpa ada solusi, mengeluh tapi tak mau berbuat untuk mengubah, capek tapi menolak untuk turun tangan meyelesaikannya secara langsung.

Realitanya kita lihat sekarang ini, fenomenanya makin memuncak semenjak kehadiran sosial media. sosial media tidak lagi hanya menjadi ajang berinteraksi seperti ide awalnya tetapi menjadi ajang saya hebat, saya benar dan saya mutlak. ketika saya menulis tulisan ini saya seperti menertawakan diri sendiri mungkin kah saya telah menjadi golongan yang demikian ?

Bahagia memang menjadi kritikus, tapi bukankah lebih bahagia lagi menjadi pemberi solusi dari setiap kritik yang diberi. sudah terlalu banyak kritikan yag telah kita sampaikan tapi kita enggan untuk duduk bersema membereskannya, "yang kita tahu, itu kan ya tugas mereka dan mereka yang harus menyelesaikannya toh percuma dong dipilih tapi mereka ga kerja ?" celetuk mas jarwo diujung malam sambil menikamati kopi hitamnya.

benarkah demikian ?
haruskah kita menyerahkan gitu aja ke mereka dengan dalil itu tugas mereka ?
harus seperti itukah kita hingga nanti air mata ibu pertiwi berubah menjadi darah ?

menjadi kritis mungkin bisa menyadarkan halayak ramai bahwa ada yang kurang dari apa yang seharusnya terjadi, dan jika kita memilih menjadi soerang yang kritis tapi bersolusi, kita akan dianggap sebagai orang yang telah lama ditunggu kehadirannya, di elu-elukan dan akan dipercaya oleh orang lain kedepannya

jadi, masihkah kita harus menjadi seorang kritik yang pembenci atau menjadi seorang pengkritik tapi memberi solusi jelas yang akan dianggap orang lain dewa ? jawabannya ada di diri kita masing-masing, mulailah berfikir jernia bahwa negara ini punya kita milik kita dan apapun yang kurang di negara kita adalah masalah kita bersama. jadilah pribadi yang bukan hanya paling riuh memberikan kritik tapi menjadi pribadi yang memiliki solusi dan berani untuk turun tangan langsung membereskannya secara bersama-sama dari pada hanya urun angan yang tak  mampu menjadi motor penggerak pembangunan kedepannya. Saya ? anda sudah pasti tahu jawabnya, saya memilih ikut turun tangan membereskan masalah yang ada disekrang memang saya tak akan begitu mampu mengatasinya tapi saya yakin banyak orang yang berada dibelakang saya berfikiran sama untuk turun tangan bersama-sama dari pada hanya berpangku tangan.

Enggak percaya ? ohhh, hatimu udah beku kawan nah atau mungkin jiwamu terlalu lelah untuk menghayal tapi tanpa tindakan ? semangat kawan, Take it for the next level !!!

Rabu, 23 Maret 2016

Curhatan Pemuda Indonesia ( red ; saya )

Disini negri kami
tempat padi terhampar 
samudranya kaya raya
tenah kami subur tuhan


dinegri permai ini
berjuta rakyat bersimbah luka
anak buruh tak sekolah
pemuda desa tak kerja

Ada banyak sekali teman teman kita yang berhasil lulus dari bangku sekolah, tapi dari sekian banyak tersebut mungkin ada yang tidak berhasil melanjutkan untuk duduk di bangku kuliah untuk menyandang gelar mahasiswa. dan oleh karena itu, sadarkah kita rekan rekan bahwa kita yang berhasil duduk dibangku kuliah dan menyandang gelar mahasiswa harapan harapan mereka ia titipkan kepada kita, seorang mahasiswa seorang yang dianggap pantas menjadi wajah wajah masa depan negara Indonesia.

Tapi lihat fenomena kita sekarang ? kita pemuda dan mahasiswa sekarang seperti bergeser pemikiran. banyak dari kita termasuk saya sekarang merasa menjadi mahasiswa dan pemuda adalah hal yang biasa saja. menjadi pemuda dizaman sekrang adalah fenomena yang wajar karna memang setiap orang akan mengalaminya. tapi sesimpel itu kah kita menjadi pemuda terlebih mahasiswa ?

Salah satu pergeseran yang paling kerasa sebagai mahasiswa dan juga saya ialah malas membaca buku, padahal kita telah mengetahui buku merupakan jendela dunia, buku membuat ide dan pemikiran kita berkembang dan juga buku bisa meningkatkan derajat seseorang. tapi mengapa kita yang telah mengetahui hal tersebut tapi juga enggan atau membaca buku ? saya menjadi teringat bung hatta pernah bilang bahwa dengan buku ia bebas. sedangkan kita sekarang ? mottonya pun juga berubah, dengan buku kita bisa melanjutkan mimpi di tidur kita. hha

krik krik memang, tapi itu lah kenyataannya, saya masih harus bertading dengan diri saya sendiri bahwa membaca merupakan prioritas saya, saya terus meyakinkan diri saya bahwa saya haus akan ilmu haus akan ilmu pengetahuan. sulit memang tapi saya yakin saya akan berhasil mengatasi hal ini. karena apa ? karena saya adalah harapan bangsa indonesia. saya adalah wajah wajah generasi masa depan bangsa indonesia, saya tak ingin mencoret wajah indah ibu pertiwi saya hanya karena kemalasan saya, saya tak ingin generasi masa depan saya bertanggung jawab terlalu keras karena berusaha menutupi kemalsan saya. saya ingin menjadi salah satu oang yang mengatasnamakan bangsa indonesia di panggung internasional seraya berkata " ibu pertiwi kami sekarang tak lagi berduka, ibu pertiwi kami sekarang sedang berbahagia bangga karena apa ? karna kami generasi kami memiliki hal yang lebih dari sekedar kritik tanpa solusi, gererasi kami hadir merubah hal yang salah menjadi hal yg menyegarkan yang bisa kami bagikan keseluruh negara di dunia ".

Ayo semangat pemuda pancasila, pemuda masa depan Indonesia, revolusi kita belum selesai, singsingkn lengan baju kita seraya berkata kita bisa, kita Indonesia !!!


Masih boleh bermimpikah di negara kita ?


Masih boleh kah kita bermimpi di negeri ini ?

saya pengen jadi dokter, saya pengen jadi pilot, saya pengen jadi astronot, jadi guru, jadi polisi....
iya, mungkin itu yang dulu ada dipikiran kita, cita-cita yang ingin sekali kita capai ketika dewasa nanti. tapi, masih itu kah mimpi kita sekarang ?

"hahaha ya enggak la bro, ga mungkin mimpi itu bisa terkabul, mimpi itu tabu bro, kamu bisa sekolah, bisa kuliah, bisa makan aja udh syukur sekarang, boro boro ngerjar mimpi, bisa kenyang hari ini aja udh syukur deh kamu". sayup sayup itu mungkin suara samar samar yang kita dengar ketika kita dengan bangga memperkenalkan mimpi kita ketika dewasa didepan teman teman kita atau khalayak ramai.

begitu tabu kah kita bermimpi di negeri ini ? mungkin ada sebagian yang bilang iya, malah ada suatu lelucon garing yang menjadi biasa kita dengar, "udah kalo mimpi ga usah tinggi tinggi amat, ntar ga kesampaian sakit loh". tapi lantas kah itu menjadi penghambat kita dalam meraih cita-cita kita ? memang iya ada mimpi yang ga bakal bisa kita raih karena jurusan kita yang berbeda, tapi haruskah itu menjadi alasan kita utk tidak bermimpi besar ?

aaahhh, tapi Allah SWT memang maha baik, ia memberikan akal dan pikiran kepada kita agar sadar selain mimpi itu ada mimpi lain yang bisa kita kejar yang bahkan itu bisa lebih besar dari mimpi kita yang sebelumnya. siapa sangka obama yang nyatanya kulit hitam berhasil menjadi presiden pertama kulit hitam bagi negara adidaya amerika serikat ? atau siapa sangka anak tukang meubel bisa menjadi presiden negara kita sekarang ? ya siapa yang sangka bapak jokowi yang perawakannya kurus bisa jadi presiden ? siapa yang sangka bukan ? " aahhh iya ya, siapa yang sangka mereka bisa seperti itu, hehe ".

2 contoh dari banyak contoh yang saya temukan ada satu point yang  saya dapatkan. bermimpi itu sah sah saja dan boleh boleh saja tinggi, bukankah bung karno pernah bilang bercita cita lah setinggi langit, kalaupun kau gagal kau akan jatuh diantara bintang bintang, indah bukan ? sampai detik ini saya masih berpegang teguh kepada impian saya. ya walaupun mimpi saya sekarang berbeda jauh dari mimpi saya dimasa kecil tapi mimpi saya yang sekarang tak kalah indahnya dari mimpi saya di waktu kecil. yang mesti saya lakukan adalah kerja keras, terus berusaha dan pantang menyerah. memang banyak sekali rintangan yang saya hadapi, termasuk sekrang dalam penulisan skripsi. tapi tetap saja itu tak akan merusak semangat saya untuk tetap maju melangkah.

saya pernah mendengar kata pak anies baswedan sewaktu indonesia merdeka 95% penduduknya buta huruf, mereka punya alasan untuk pesimis dalam membangun bangsa, tapi apa yang mereka lakukan , mereka terus berusaha hingga saya bisa menikmati kehidupan yang sekarang, memang tidak sempurna tapi sangat membahagiakan bagi saya.

kita harus tetap bermimpi, kita adalah masa depan. yang harus kita lakukan adalah terus berjalan dan terus bersinar agar terus memberikan cahaya kesekitar kita agar merka juga ikut bersinar dan melangkah jauh sehingga memberikan cahaya juga kepada sekitarnya dan begitu seterusnya. dan cita cita sederhana saya yang ingin saya capai sekarang adalah menjadi pemuda berprestasi kemudian berhasil masuk tv sehingga orang lain bisa bilang, "dulu dia bukan siapa siapa".