Kamis, 27 Oktober 2016

Sumpah pemuda

Cinta tanah air, berbangsa satu dan dan berbahasa satu. Benarkah demikian ? Benarkah itu yang menjadi pedoman pemuda yang sekarang ? Jika kamu berkata benar itu sikap yang benar, coba deh kamu pikir lagi.

Berbangsa satu, bangsa indonesia. Bangsa kita memiliki banyak suku dan ras baik dari sabang sampai merauke, dibawah payung bhineka tunggal ika kita mengatakan bahwa kita adalah bangsa yang satu. Tapi sejauh apakah satu itu ? Sejauh mayoritas berkuasa atas minoritas ? Atau sejauh minoritas yang merasa tinggi atas mayoritas ? Mengapa saya berkata demikian, terkadang bagi sebagian minoritas mayoritas dianggap mendiskriminasikan minoritas. Padahal bisa mayoritas hanya berusah menjalankan apa yang mereka pedomankan dalam kehidupannya tanpa bermaksud menyakiti minoritas, menjalankan sesuatu yg menjadi kewajiban mayoritas walaupun bagi minoritas itu merupakan sebuah perbedaan yang mungkin tidak mendasar.
Fenomena ini benar benar terjadi sekarang di negeri kita, apa yang kita anggap benar terkadang itu salah, bahkan terkadang yang kita anggap itu benar ternyata itu salah. Sudah cukup rasanya kita merusak tenun kebangsaan kita karna sebuah kepentingan pribadi atau golongan. Jika kamu muda dan baca kalimat ini, saatnya kita berfikir dan merenung kembali, sudah sejauh mana kamu mengamalkan sumpah pemuda mu ?

Jumat, 19 Agustus 2016

SM3T, Dari anak bangsa yang mencintai bangsanya

Saya memiliki seseorang yang juga sangat saya kagumi, dan saya sangat membanggakannya.

Melebihi saya, ia telah duluan menunjukkan sikapnya sebagai anak yang benar benar mencintai negerinya, mencintai bangsanya dengan rela terjun ke daerah terluar, terdepan dan terpencil untuk mengajar melunasi janji kemerdekaan, adakah sikap ini sikap memalukan ? tentu tidak ini adalah langkah kongkrit dari ia menyinari pendidikan kepada calon penerus bangsa setelah ia, saya dan juga kita nanti.

Ketika ia memutuskan untuk ikut Sm3t tidak ada hal yang membuat saya terpukau, namun makin kesini makin mengharukan semangatnya bagi saya dan juga dilema didiri saya, iya mungkin karena ia sosok yang menginspirasikan saya sehingga saya ingin terus di sekitarnya untuk bisa melihat ia dengan cahayanya disini. Tapi ternyata ibu pertiwi telah memangilnya dan membutuhkannya, karena cahaya sangat diperlukan buka hanya untuk saya aja, tetapi juge mereka yang berada di daerah terpencil,

Sukses terus mba Sm3tnya, terus bersinar memberikan cahaya kesiapa saja yang membutuhkannya :)

Jumat, 24 Juni 2016

Titik balik ?

Sudah lama sekali rasanya tidak menulis, saya hanya ingin mengshare sedikit pandangan saya akhir-akhir ini, sudah banyak hal yang telah saya lihat dan amati dalam beberapa waktu ini. Karena terlalu banyaknya hingga tak terasa bulan ramadhan bulan yang penuh dengan berkah ini akan segera berakhir, hanya menunggu beberapa hari saja kita akan bertemu dengan idul fitri, bulan kemenangan. Tapi benar kah kita benar benar menang atau saja kita yang merasa menang sendiri ?

Banyak hal yang saya amati di bulan ini, mulai dari masih kurang sabarnya kita di lampu merah, masih gampangnya kita menyakiti perasaan orang lain, dan masih gampangnya kita menjadi seorang raja disaat teman kita yang lain sedang susah memperjuangkan sebuah kesuksesan bersama, lalu dengan gampangnya berkata semua itu sukses karena kita padahal dalam keadaan nyatanya kita hanya menjadi orang yang paling besar tertawanya ketika melihat teman kita sedang bekerja.

Tapi ini semua bukan hanya tentang yang saya katakan di paragraf diatas, tapi ini tentang saya, saya merasakan sedikit adanya pergeseran nilai yang ditemui disekitar saya dan kita. kemudian dari pergeseran itu, anehnya saya mulai menyadarinya ketika sedang berdiskusi ringan dengan teman lama saya. saat berdiskusi saya hanya bisa diam dan ga bisa berbicara banyak, saya hanya bisa mengiya kan apa katanya karna memang apa yang ia katakan benar, bahkan yang dikatakannya pun saya sendiri juga melakukannya bahkan saya menikmati apa yang saya puja-pujii itu.

Memanng terkadang diskusi ringan ini lah yang mampu membuat kita sadar kembali, mengingatkan siapa kita, dan bagaimana harusnya kita bersikap. saya pun menyadari, akhir akhir ini saya terlalu senang menjadi langit yang lupa dimana saya harusnya berada, lupa bagaimana peran saya yang seharusnya saya ambil, bukan asik dengan diri sendiri begitu saja, lupa bahwa masih banyak diluar sana yang tidak seberuntung saya sekarang.

Pada akhirnya saya menyadari, bulan ramadhan ini telah saya rasakan 20 kali, begitu juga dengan idul fitrinya, tapi apakah setelah melewati 20 kali ramadhan dan idul fitri saya hanya menjadi pribadi yang kemarin kemarin lagi ? sudahkan saya mengintropeksi diri ini agar menjadi titik balik di diri saya ? sudah berhasil kah saya melakukannya ? oh ternyata, masih terlalu banyak amarah yang saya keluarkan, masih banyak saya menyakiti perasaan orang lain, masih terlalu banyak saya kurang bersyukur di setiap keadaan yang saya alami. yang menjadikan ini seolah olah lantas ini hanya bulan yg menjeadi seremonial begitu saja di praktiknya. 

Momen ramadhan yang ke 21 ini lah yang menjadi harapan saya, menjadi pribadi yang benar benar baru dan bersih, bukan hanya menjadi pribadi yang bersih dengan sebuah embel embel kosong saja. menjadi pribadi yang benar benar bisa jadi panutan baik, yang bisa jadi contoh dari gaya bicaranya, sabarnya dan lain sebagainya. jadi, masih ingin menjadi pribadi yang biasa saja gung ?

Minggu, 15 Mei 2016

Bagimu Negeri, Jiwa Raga Kami

Bagimu negeri, jiwa raga kami. 

Indonesiaku saya mencintaimu selamanya, saya mencintaimu dengan segala kekurangan dan kelebihanmu negeriku, selalu akan saya jaga kehormatanmu seperti saya menjaga impian saya membawamu menjadi negara yang dihormati dan disegani dengan segala perjuanganku.




kita semua tentu capek, kita semua tentu jenuh, kita semua resah dengan keadaan negeri kita ini, tapi haruskah itu menjadi pengahalang kita untuk mencintai negeri ini ? haruskah ini menjadi alasan merdu kita sehingga tidak memberikan jiwa raga kita untuk menjadikan negeri ini menjadi negeri yang indah, yang nyaman, yang menyenangkan untuk didongengkan kepada anak cucu kita nanti ?

Coba dipikirkan lagi ? apa yang telah kita lakukan untuk negeri kita yang tercinta ini ? hal-hal apa saja yg telah kita lakukan agar ibu pertiwi berbangga haru melihat apa yang telah kita perbuat ? kalo belum ada coba renungkan ini. selama kita hidup di negeri ini, makanan yang kita makan hasil dari tanah mana ? minuman yang kita minum hasil dari air mana ? oksigen yang kita hirup dari udara mana ? dari sedikit hal yang ditanyakan itu, adakah sumbangsih atau ucapan terima kasih serta syukur kita kepada negeri yang indah ini ? 

Oh ayolah kawan, Negeri ini memang penuh dengan sampah yang berserakan dimana-mana, banyak sarana tranportasi yang tidak memadai, banyak ketimpangan yang terjadi, listrik yang tidak tersedia di berbagai daerah, bahkan ada anak anak yang harus mempertaruhkan nyawanya melewati jembatan hanya untuk mendapatkan pendidikan yang belum tentu layak di sekolahnya. 

Dengarkan ini kawan, Ibu pertiwi telah memanggil kita, ia telah terlalu banyak kehilangan suara karna teriakan panggilannya tak terdengar oleh kita. ia menunggu kita dengan sabar agar kita mendengarkan panggilannya sembari menunggu hal indah apa yang akan kita buat untuk negara ini. lalu hal apa yang harus kita lakukan ? Oh tentu saja pertanyaan itu tak perlu saya jawab, karena kita tahu apa yang bisa kita perbuat dengan kemampuan kita sendiri. Jadi, kapan pernyataan 'bagimu negeri, jiwa raga kami' ini kalian mulai amalkan ?

Jika kau masih ragu dengan apa hal yang apa yang kau buat ? Silahkan menoleh kebelakang, lihat dan pelajari, Banyak pahlawan yang tak bernama itu tetap berteriak merdeka walapun ia tahu bahwa ajal akan menjemput sesaat setelahnya.


Ibu pertiwi memang tidak meminta apa apa kepada kita, ia mungkin hanya meminta tolong jaga negeri ini dengan penuh cinta dan kasih. tapi terkadang hal yang harusnya gampang dilaksanakan itu hanya menjadi mimpi semata. masalah suku, masalah ras, masalah agama adalah pemandangan biasa yang sering dan mudah sekali kita temukan sekarang di Indonesia. Haruskan ini kita biarkan saja terus berlansgung hingga ini jadi penghambat kita untuk menjadi negara yang berhasil melunasi janji kemerdekaannya ?

Senin, 09 Mei 2016

Mengapa takut berbuat baik ?

Indonesia tuh ga kekurangan orang baik, hanya saja banyak sekali orang baik yang diam dan mendiamkan.

Saya dulu juga punya pemikiran yang sama, lebih baik berbuat baik dulu untuk diri sendiri, fokus menata diri dulu agar punya karir yang bagus. Tapi di perjalanan hidup saya, saya mulai menemukan hal hal baru yang akhirnya membuka mata dan pikiran saya. Saya yang waktu itu hobi sekali bermain twitter, saya menemukan gagasan baru, pandangan hidup yang baru. Saya menemukan sosok Anies Baswedan dan Komunitas Turun Tangannya. Dari pandangannya saya menemukan satu hal, ada hal baik yang bisa saya bagikan kepada negara yang saya cintai ini. ada hal yang indah yang bisa saya ceritakan kepada saudara-saudara kita yang telah hilang harapannya di negara kita ini. Dan momen yang paling menyentuh dari Anies Baswedan dan Komunitas Turun Tangan ini saya temukan dalam video ini



Sosok Anies Baswedan dan Komunitas Turun Tangan melalui video ini lah yang membuat saya benar benar meneteskan air mata, ada banyak saudara kita yang membutuhkan pertolongan kita tapi kita hanya mendiamkan kejahatan itu sendiri, terlalu banyak dari kita yang memilih bungkam dan membiarkan itu terjadi agar sosok kita tetap suci dan bersih dari segala macam resiko hidup. Oleh karena itu, mulai lah ikut campur dan turun tangan. Tiap dari kita memiliki peran dan tugas masing masing dalam mengembalikan tone positif ke tiap titik bangsa ini.




Jangan takut berbuat baik, berubuat baik tidak hanya menguntungkan diri sendiri tapi juga orang yang ada di sekitarnya. Teruslah menjadi pribadi yang positif dalam memajukan bangsa ini. Saatnya kita memiliki masalah dan turun tangan. Pilih turun tangan atau urung angan ? Saya pilih turun tangan.  Pejuang bukan ? Kalau Pejuang Hadapi

Saya benar benar orang menyukai dan mengagumi sosok Anies Baswedan ini jauh sebelum ia seterkenal sekarang, saya salah satu orang yang berharap ia menjadi presiden Indonesia di tahun 2014 kemarin dan masih menunggu aksinya di tahun 2019 nanti. Cara bahasa, cara penulisan dan cara berfikir saya selama ini adalah salah satu buah pemikiran yang dilahirkan oleh Bapak Anies Baswedan yang selalu menginspirasi saya hingga saat ini.




Sabtu, 09 April 2016

Sang Pemenang !

Mungkin mereka bulan, tapi ingat kau matahari
cahaya mereka darimu 

Saat menulis tulisan ini saya masih tetap tak percaya bahwa apa yang saya dan teman teman lakukan dalam 1 periode ini di kepengurusan Bem Fisip KBM Unib telah pantas memenangkan nominasi Bem Fakultas tebaik dalam Ormawa awards dies natalis Unib tahun 2016, tapi satu hal yang terlintas dipikiran saya ketika memenangkan ini yaitu pergerakan ini harus tetap dilanjutkan, pergantian nahkoda bisa menjadi semangat awal dalam memenangkan pertempuran-pertempuran yang akan terjadi selanjutnya.


Seperti yang orang lain bicarakan hasil adalah bonus dari nikmatnya menjalani proses, proses yang kadang tak mudah, proses yang harus memerlukan pundak yang kuat untuk menompangnya, proses yang selalu membutuhkan pikiran yang positif saat masalah sedang rumit rumitnya sedang melanda dalam pikiran. tapi untungnya itu tak harus ditanggung oleh saya pribadi saja, saya punya rekan kerja yang hebat, saya punya rekan kerja yang tangguh, saya punya rekan kerja yang menawarkan pemikiran yang kritis tapi sanggup memeberikan ide ide yang solutif yang terkadang itu belum melintas di pikiran saya.

Dalam kepengurusan Bem Fisip Kbm Unib, mayoritas kepengurusan saya di isi dengan talenta talenta muda yang punya semangat juag tinggi saat  kritik mengarah mereka dengan sombongnya berkata ' Mengapa harus angkatan baru dan muda yang mengisi kepengurusan Bem Fisip KBM Unib ? '. Pertannyaan ini pelan pelan berhasil mereka jawab dengan penuh tanggung jawab dan akhirnya hanya ada satu kalimat yang terlontar dari mulut saya ketika kita memenangkan Ormawa Award yakni " Anak muda memang minim pengalaman, oleh karena itu ia tak menawarkan masa lalu, ia menawarkan masa depan - anies baswedan ".

Masih ingat di ingatan saya saat banyak orang bertanya kepada saya kenapa saya mengirimkan delegasi pertemuan Bem Fisip Se Sumatra yang hanya angkatan tahun 14 ? bukankah ini akan menurunan pandangan Bem lain kepada Bem Fisip Unib ? Tapi apa yang terjadi saat Pertemuan tersebut ? mereka menjadi delegasi terfavorit dan menjadi pemenang lomba karikatur se Bem Sumatra, dan yang terpenting lagi ketua delegasi yang diragukan oleh orang lain itu dulu untuk mewakili bem fisip di pertemuan itu malah sekarang telah dipercaya mejadi wakil gubernur Bem Fisip terpilih untuk periode 2016-2017, hhaha sadis bukan ?

Pada akhirnya yang harus kita ingat ialah usaha tidak akan menghianati hasil, impian selalu ada ada ditengah peluh, selalu menunggu agar ia menguncup sampai disuatu hari saat impian terkabul. terus lakukan yang kita suka jangan dengarkan cibiran mereka yang tak menyukaimu, satu hal yang harus kita ingat mereka juga tak sempurna sama halnya dengan kita jadi jangan risaukan kekurangan kita.

Waktu terus berjalan, sang gubernur baru Bem Fisip telah ditentukan, perjungan pergerakan ini harus tetap dilanjutkan dengan solusi yang tentu saja saya yakin akan lebih baik dari saya dan sebelumnya karna semangat untuk membangun dan berubah itu selalu lantang didengar dari mereka. selamat berjuang pengurus baru bem Fisip terus kibarkan kebanggan mahasiswa fisip ini dan selamat atas kemenangannya serta terima kasih kepada rekan kerja saya yang telah menjadi pribadi yang luar biasa dalam kepengurusan ini walaupun ucaan terima kasih tak cukup untuk mengambarkan semngat perubahan dalam diri kalian.

kepengurusan ini memang tak sempurna tapi perjuangan ini harus tetap di teruskan entah sebagai apapun posisi kita, Hidup Mahasiswa !!!

Impian setelah air mata
Bunga senyuman setelah tangis berhenti
Wujudkan terus usaha keras pun akan mekar

Impian setelah air mata
Ku percaya takkan kalah dari angin hujan
Sampai doaku mencapai langit cerah 



 lagu tulus - lagu untuk matahari dan Jkt48 - Hari pertama

Jumat, 25 Maret 2016

Antara Solusi dan Riuhnya Sebuah Kritik

Akhir-akhir saya makin menemukan sebuah fenomena ini. kritik tanpa ada solusi, mengeluh tapi tak mau berbuat untuk mengubah, capek tapi menolak untuk turun tangan meyelesaikannya secara langsung.

Realitanya kita lihat sekarang ini, fenomenanya makin memuncak semenjak kehadiran sosial media. sosial media tidak lagi hanya menjadi ajang berinteraksi seperti ide awalnya tetapi menjadi ajang saya hebat, saya benar dan saya mutlak. ketika saya menulis tulisan ini saya seperti menertawakan diri sendiri mungkin kah saya telah menjadi golongan yang demikian ?

Bahagia memang menjadi kritikus, tapi bukankah lebih bahagia lagi menjadi pemberi solusi dari setiap kritik yang diberi. sudah terlalu banyak kritikan yag telah kita sampaikan tapi kita enggan untuk duduk bersema membereskannya, "yang kita tahu, itu kan ya tugas mereka dan mereka yang harus menyelesaikannya toh percuma dong dipilih tapi mereka ga kerja ?" celetuk mas jarwo diujung malam sambil menikamati kopi hitamnya.

benarkah demikian ?
haruskah kita menyerahkan gitu aja ke mereka dengan dalil itu tugas mereka ?
harus seperti itukah kita hingga nanti air mata ibu pertiwi berubah menjadi darah ?

menjadi kritis mungkin bisa menyadarkan halayak ramai bahwa ada yang kurang dari apa yang seharusnya terjadi, dan jika kita memilih menjadi soerang yang kritis tapi bersolusi, kita akan dianggap sebagai orang yang telah lama ditunggu kehadirannya, di elu-elukan dan akan dipercaya oleh orang lain kedepannya

jadi, masihkah kita harus menjadi seorang kritik yang pembenci atau menjadi seorang pengkritik tapi memberi solusi jelas yang akan dianggap orang lain dewa ? jawabannya ada di diri kita masing-masing, mulailah berfikir jernia bahwa negara ini punya kita milik kita dan apapun yang kurang di negara kita adalah masalah kita bersama. jadilah pribadi yang bukan hanya paling riuh memberikan kritik tapi menjadi pribadi yang memiliki solusi dan berani untuk turun tangan langsung membereskannya secara bersama-sama dari pada hanya urun angan yang tak  mampu menjadi motor penggerak pembangunan kedepannya. Saya ? anda sudah pasti tahu jawabnya, saya memilih ikut turun tangan membereskan masalah yang ada disekrang memang saya tak akan begitu mampu mengatasinya tapi saya yakin banyak orang yang berada dibelakang saya berfikiran sama untuk turun tangan bersama-sama dari pada hanya berpangku tangan.

Enggak percaya ? ohhh, hatimu udah beku kawan nah atau mungkin jiwamu terlalu lelah untuk menghayal tapi tanpa tindakan ? semangat kawan, Take it for the next level !!!

Rabu, 23 Maret 2016

Curhatan Pemuda Indonesia ( red ; saya )

Disini negri kami
tempat padi terhampar 
samudranya kaya raya
tenah kami subur tuhan


dinegri permai ini
berjuta rakyat bersimbah luka
anak buruh tak sekolah
pemuda desa tak kerja

Ada banyak sekali teman teman kita yang berhasil lulus dari bangku sekolah, tapi dari sekian banyak tersebut mungkin ada yang tidak berhasil melanjutkan untuk duduk di bangku kuliah untuk menyandang gelar mahasiswa. dan oleh karena itu, sadarkah kita rekan rekan bahwa kita yang berhasil duduk dibangku kuliah dan menyandang gelar mahasiswa harapan harapan mereka ia titipkan kepada kita, seorang mahasiswa seorang yang dianggap pantas menjadi wajah wajah masa depan negara Indonesia.

Tapi lihat fenomena kita sekarang ? kita pemuda dan mahasiswa sekarang seperti bergeser pemikiran. banyak dari kita termasuk saya sekarang merasa menjadi mahasiswa dan pemuda adalah hal yang biasa saja. menjadi pemuda dizaman sekrang adalah fenomena yang wajar karna memang setiap orang akan mengalaminya. tapi sesimpel itu kah kita menjadi pemuda terlebih mahasiswa ?

Salah satu pergeseran yang paling kerasa sebagai mahasiswa dan juga saya ialah malas membaca buku, padahal kita telah mengetahui buku merupakan jendela dunia, buku membuat ide dan pemikiran kita berkembang dan juga buku bisa meningkatkan derajat seseorang. tapi mengapa kita yang telah mengetahui hal tersebut tapi juga enggan atau membaca buku ? saya menjadi teringat bung hatta pernah bilang bahwa dengan buku ia bebas. sedangkan kita sekarang ? mottonya pun juga berubah, dengan buku kita bisa melanjutkan mimpi di tidur kita. hha

krik krik memang, tapi itu lah kenyataannya, saya masih harus bertading dengan diri saya sendiri bahwa membaca merupakan prioritas saya, saya terus meyakinkan diri saya bahwa saya haus akan ilmu haus akan ilmu pengetahuan. sulit memang tapi saya yakin saya akan berhasil mengatasi hal ini. karena apa ? karena saya adalah harapan bangsa indonesia. saya adalah wajah wajah generasi masa depan bangsa indonesia, saya tak ingin mencoret wajah indah ibu pertiwi saya hanya karena kemalasan saya, saya tak ingin generasi masa depan saya bertanggung jawab terlalu keras karena berusaha menutupi kemalsan saya. saya ingin menjadi salah satu oang yang mengatasnamakan bangsa indonesia di panggung internasional seraya berkata " ibu pertiwi kami sekarang tak lagi berduka, ibu pertiwi kami sekarang sedang berbahagia bangga karena apa ? karna kami generasi kami memiliki hal yang lebih dari sekedar kritik tanpa solusi, gererasi kami hadir merubah hal yang salah menjadi hal yg menyegarkan yang bisa kami bagikan keseluruh negara di dunia ".

Ayo semangat pemuda pancasila, pemuda masa depan Indonesia, revolusi kita belum selesai, singsingkn lengan baju kita seraya berkata kita bisa, kita Indonesia !!!


Masih boleh bermimpikah di negara kita ?


Masih boleh kah kita bermimpi di negeri ini ?

saya pengen jadi dokter, saya pengen jadi pilot, saya pengen jadi astronot, jadi guru, jadi polisi....
iya, mungkin itu yang dulu ada dipikiran kita, cita-cita yang ingin sekali kita capai ketika dewasa nanti. tapi, masih itu kah mimpi kita sekarang ?

"hahaha ya enggak la bro, ga mungkin mimpi itu bisa terkabul, mimpi itu tabu bro, kamu bisa sekolah, bisa kuliah, bisa makan aja udh syukur sekarang, boro boro ngerjar mimpi, bisa kenyang hari ini aja udh syukur deh kamu". sayup sayup itu mungkin suara samar samar yang kita dengar ketika kita dengan bangga memperkenalkan mimpi kita ketika dewasa didepan teman teman kita atau khalayak ramai.

begitu tabu kah kita bermimpi di negeri ini ? mungkin ada sebagian yang bilang iya, malah ada suatu lelucon garing yang menjadi biasa kita dengar, "udah kalo mimpi ga usah tinggi tinggi amat, ntar ga kesampaian sakit loh". tapi lantas kah itu menjadi penghambat kita dalam meraih cita-cita kita ? memang iya ada mimpi yang ga bakal bisa kita raih karena jurusan kita yang berbeda, tapi haruskah itu menjadi alasan kita utk tidak bermimpi besar ?

aaahhh, tapi Allah SWT memang maha baik, ia memberikan akal dan pikiran kepada kita agar sadar selain mimpi itu ada mimpi lain yang bisa kita kejar yang bahkan itu bisa lebih besar dari mimpi kita yang sebelumnya. siapa sangka obama yang nyatanya kulit hitam berhasil menjadi presiden pertama kulit hitam bagi negara adidaya amerika serikat ? atau siapa sangka anak tukang meubel bisa menjadi presiden negara kita sekarang ? ya siapa yang sangka bapak jokowi yang perawakannya kurus bisa jadi presiden ? siapa yang sangka bukan ? " aahhh iya ya, siapa yang sangka mereka bisa seperti itu, hehe ".

2 contoh dari banyak contoh yang saya temukan ada satu point yang  saya dapatkan. bermimpi itu sah sah saja dan boleh boleh saja tinggi, bukankah bung karno pernah bilang bercita cita lah setinggi langit, kalaupun kau gagal kau akan jatuh diantara bintang bintang, indah bukan ? sampai detik ini saya masih berpegang teguh kepada impian saya. ya walaupun mimpi saya sekarang berbeda jauh dari mimpi saya dimasa kecil tapi mimpi saya yang sekarang tak kalah indahnya dari mimpi saya di waktu kecil. yang mesti saya lakukan adalah kerja keras, terus berusaha dan pantang menyerah. memang banyak sekali rintangan yang saya hadapi, termasuk sekrang dalam penulisan skripsi. tapi tetap saja itu tak akan merusak semangat saya untuk tetap maju melangkah.

saya pernah mendengar kata pak anies baswedan sewaktu indonesia merdeka 95% penduduknya buta huruf, mereka punya alasan untuk pesimis dalam membangun bangsa, tapi apa yang mereka lakukan , mereka terus berusaha hingga saya bisa menikmati kehidupan yang sekarang, memang tidak sempurna tapi sangat membahagiakan bagi saya.

kita harus tetap bermimpi, kita adalah masa depan. yang harus kita lakukan adalah terus berjalan dan terus bersinar agar terus memberikan cahaya kesekitar kita agar merka juga ikut bersinar dan melangkah jauh sehingga memberikan cahaya juga kepada sekitarnya dan begitu seterusnya. dan cita cita sederhana saya yang ingin saya capai sekarang adalah menjadi pemuda berprestasi kemudian berhasil masuk tv sehingga orang lain bisa bilang, "dulu dia bukan siapa siapa".